Tapak Suci adalah salah satu perguruan pencak silat yang memiliki peran penting dalam menjaga kebudayaan Indonesia, khususnya dalam konteks keagamaan dan kebangsaan. Dengan akar sejarah yang panjang dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, Tapak Suci tidak hanya menjadi wadah untuk bela diri, tetapi juga menjadi bagian dari identitas bangsa. Artikel ini akan membahas sejarah, makna, dan peran Tapak Suci dalam masyarakat Indonesia.
Sejarah Tapak Suci
Sejarah Tapak Suci berawal dari aliran pencak silat Banjaran yang dikuasai oleh KH Busyro Syuhada pada abad ke-19. Pencak silat ini awalnya berkembang di Pesantren Binorong, Banjarnegara, Jawa Tengah. KH Busyro Syuhada adalah seorang tokoh pejuang yang juga merupakan pendidik dan pembela agama. Ia memiliki banyak murid, termasuk A Dimyati dan M Wahib, dua orang kakak beradik asal Kauman, Yogyakarta.
Pada tahun 1925, atas restu KH Busyro, A Dimyati dan M Wahib mendirikan perguruan yang dinamakan Paguron Kauman (Cikauman), yang beraliran Banjaran-Kauman. Perguruan ini menjadi pusat pengembangan pencak silat yang kemudian melahirkan banyak pendekar tangguh. Salah satunya adalah M Syamsuddin, yang kemudian membuka Perguruan Seranoman di sebelah utara Kauman.
Selama masa perjuangan kemerdekaan, banyak anggota Perguruan Kauman yang bergabung dengan Laskar Angkatan Perang Sabil (APS) untuk melawan penjajah. Banyak dari mereka gugur dalam perjuangan tersebut. Setelah itu, semakin banyak perguruan baru yang lahir, seperti Perguruan Kasegu pada tahun 1951.
Pada tahun 1963, desakan untuk menggabungkan semua perguruan yang sejalan dimulai. Akhirnya, pada tanggal 31 Juli 1960, Perguruan Tapak Suci resmi didirikan sebagai keberlanjutan dari perguruan-perguruan sebelumnya.
Makna dan Nilai-Nilai Tapak Suci
Tapak Suci bukan hanya sekadar seni bela diri, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang dalam. Perguruan ini didirikan dengan prinsip dasar yang kuat, yaitu menjaga kemurnian pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia yang sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, Tapak Suci juga bertujuan untuk mendidik dan membina para pesilat agar menjadi kader Muhammadiyah yang tangguh.
Nilai-nilai yang ditekankan dalam Tapak Suci antara lain persaudaraan, kejujuran, kesopanan, dan keberanian. Penggunaan sebutan seperti “Saudara Seperguruan” dan “Pendekar” mencerminkan adanya rasa kekeluargaan dan hormat antar sesama anggota.
Struktur Organisasi dan Keanggotaan
![]()
Struktur organisasi Tapak Suci dibuat secara berjenjang, mulai dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, hingga Pimpinan Cabang. Pimpinan Pusat Tapak Suci menjadi pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab keluar dan ke dalam. Pimpinan Wilayah berkedudukan di ibu kota propinsi/daerah tingkat I, sedangkan Pimpinan Daerah berkedudukan di setiap kabupaten/kota administrasi.
Keanggotaan Tapak Suci terdiri dari siswa, anggota penuh, dan anggota kehormatan. Siswa Tapak Suci adalah anak-anak, remaja, dan dewasa putra-putri yang beragama Islam dan menyetujui anggaran dasar serta anggaran rumah tangga. Anggota penuh terdiri dari kader, pendekar, dan pimpinan yang telah memenuhi syarat. Sedangkan anggota kehormatan adalah orang-orang yang diangkat oleh Pimpinan Pusat karena jabatannya atau keahliannya.
Program dan Aktivitas Tapak Suci
Tapak Suci memiliki berbagai program dan aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kaderisasi. Beberapa bidang utama yang dikelola oleh Tapak Suci antara lain:
- Bidang Kependekaran dan Keilmuan
- Mengadakan diktat kepemimpinan pendekar.
- Membakukan dan membukukan pendekar.
Menyusun materi pendidikan dan pelatihan.
Bidang Pembinaan Organisasi dan Kader
- Meningkatkan kualitas dan disiplin anggota.
- Tertib administrasi keanggotaan.
Meningkatkan hubungan antar organisasi ortom.
Bidang Pembinaan Prestasi
- Melaksanakan kejuaraan antar perguruan.
Mengembangkan prestasi dalam cabang olahraga dan seni.
Bidang Pengembangan Organisasi
- Mempublikasikan keberadaan dan kegiatan Tapak Suci.
Mendirikan perpustakaan dan majalah forum.
Bidang Pembinaan dan Pendidikan
- Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi siswa.
Mengoperasikan kurikulum pendidikan kader.
Bidang Penelitian dan Pengkajian
- Menggalakkan penelitian dan pengkajian.
Menyelenggarakan forum ilmiah.
Bidang Pendayaan Sumberdaya
- Mengumpulkan dana dari siswa dan anggota.
- Membentuk koperasi dan badan usaha.



